Selasa, 24 November 2020

ZURA LANGE TANAH KAPELA

ZURA LANGE TANAH KAPELA




Hari ini, Selasa 24 Nopember 2020, sekitar pukul 09.00 (witeng), berlangsung acara Serah Terima Tanah (hibah) melalui proses adat (zura lange) berlokasi di Ledhi.

Acara tersebut merupakan bukti kesepakatan bersama kedua pihak (Pihak pemilik / yang menyerahkan dan Pihak penerima / pihak paroki St. Yosef Bajawa) yang selanjutnya dipergunakan untuk pembangunan Kapela.
Hadir bersama dari unsur Paroki (pihak penerima) diantaranya, pastor paroki St. Yosef Bajawa / RP. Remigius Todang, OCD,  wakil DPP, bapak Lourensius Godja Ngiso, bapak Frans Wogha, bapak Anus Fua Radja, bapak Romanus Watu, bapak Tion Toda,  Bapa Niko Serang, bapak Anis Sue bersama staf sekretariat paroki, frater Hilarius Piru, OCD dan Alvianus Noy, OCD, bapak Rudi Wogo, bapak Astin Watu, bapak Adi, dkk.






Sedangkan dari pihak Keluarga (pihak yang memberi / menyerahkan tanah) diantaranya,  Mama Burga dan Bapa Agapitus, Mama Mia dan Bapa Niko. Hadir juga Ketua Stasi Pape dan pengurus KUB Kota David Ledhi. Yang pandu semua acara: Bapa Niko Serang (mantan Ketua KUB Ledhi).




**
(red. komsossanjosbajawa)

Minggu, 30 Agustus 2020

PERAYAAN EKARISTI PERUTUSAN

PERAYAAN EKARISTI PERUTUSAN

Hari ini, minggu 30 Agustus 2020 perayaan ekaristi hari minggu ini juga merupakan perayaan ekaristi perutusan bagi dua imam OCD yang berkarya di 







 

Kamis, 09 April 2020

Lamentasi

Mengisi Tri Hari Suci dengan Lamentasi.


Dalam tradisi gereja katolik Lamentasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perayaan pekan suci dan masa puasa. Lamentasi dari segi usia hampir setua usai gereja dan menjadi sebuah tradisi iman yang tidak dapat dihilangkan. Lamentasi merupakan tradisi tentang sejarah kejatuhan manusia dalam dosa, penyesalan dan tobat sekaligus tradisi keselamatan.

Lamentasi adalah sebuah tradisi tua yang tumbuh dan berkembang dalam tradisi Yahudi dan Perjanjian Lama. Lamentasi dalam tradisi Yahudi mempunyai makna sangat mendalam: “satu ungkapan penyesalan atas keruntuhan tembok Yerusalem oleh musuh-musuh Israel yang merupakan simbol pelindung yang kokoh dalam kehidupan mereka. (Bdk Luk. 21:20-24). Peristiwa ini melambangkan runtuhnya kekuasaan Yahwe pada Israel. Yahwe kecewa dengan sikap bangsa Israel yang tidak setia kepada-Nya. Lebih dari itu Israel meratapi kenyataan hidup mereka sekaligs penyesalan atas peristiwa runtuhnya Bait Allah yang menjadi pusat seluruh kehidupan doa dan iman mereka. Mereka kehilangan arah dan fokus kehidupan doa dan iman. Mereka harus menjadi orang-orang buangan dan menjadi anak-anak yatim piatu di daerah pengasingan. Mereka merasa bahwa Allah telah meninggalkan mereka dan tidak peduli dengan penderitaan mereka di tanah pembuangan.

Keagungan dan kebesaran Israel sebagai bangsa pilihan Allah hanya kenangan yang tersisa yang membawa mereka kepada suatu harapan baru bahwa Yahwe membebaskan mereka dan menjadi orang-orang merdeka dan kembali ke tanah kelahiran mereka. Sesungguhnya bangsa Israel sendiri pergi meninggalkan Allah dan menyembah dewa-dewa buatan mereka. Kedua sebagai ungkapan tobat sekaligus momen reflektif Israel sebagai suatu bangsa pilihan telah menjadi tidak setia, hidup tidak sesuai dengan kehendak Yahwe dan pergi meninggalkan Yahwe pemimpin utama mereka. Karena ketidaksetiaan ini menyebabkan putusnya hubungan mereka dengan Yahwe. Hidup mereka penuh dengan penderitaan. Hal ini menjadi suatu titik awal mereka untuk sadar dan bertobat serta menyesal terhadap segala ketidak setiaan dan dosa-dosa mereka.



Dalam perjanjian baru, lamentasi mempunyai hubungan sangat mendalam dengan kisah sengsara Tuhan Yesus Kristus yang dimulai dari Taman Geztmani hingga Golgata. Dalam kisah ini Yesus mengajak Kita untuk setia bersama-Nya dalam doa dan berjaga bersama-Nya dalam pergulatan maut yang dihadapi-Nya saat-saat terakhir hidup-Nya sebelum ditangkap para musuh-Nya dan disalibkan. Dalam situasi ini Yesus sebagai manusia merasa tidak mampu menghadapi kenyataan sangat tragis dalam hidup-Nya dan meminta para murid-Nya untuk setia berjaga bersama-Nya. Tidak sanggupkah kamu jaga bersama aku satu jam saja ? Namun para murid yang adalah wakil dari kita semua adalah orang-orang yang tidak setia dan pergi meninggalkan Yesus seorang diri satu persatu dan bahkan menyangkal Yesus sebagaimana yan dilakukan Petrus di hadapan seorang wanita di istana Pilatus. (Bdk Luk. 22:54-62).

Marilah kita menjadi manusia yang setia dalam merenungkan dan mengambil bagian dalam kisah sengsara dan penderitaan Yesus dan Penderitaan kita masing-masing dalam kekuatan doa dan mati raga

Sumber : http://panpas09.blogspot.com/2009/03/lamentasi.html

Selasa, 07 April 2020

Bentuk Kepedulian di Tengah Masa Pandemi


Solidaritas Orang Muda Katolik (OMK) St.Yosef Bajawa Sebagai Bentuk Kepedulian di Tengah Wabah Virus Korona.

Peristiwa Covid 19 telah menjadi pandemik global tanpa batas ruang dan waktu. Hal demikian telah menyebabkan berbagai krisis di segala sektor kehidupan manusia. Indonesia menjadi salah satu negara yang tidak luput dari virus berbahaya ini. Masyarakat dihimbau untuk tetap di rumah, menjaga jarak fisik (phisycal distancing), dan salah satunya adalah  memakai masker.



Namun keterbatasan produksi masker menyebabkan masyarakat banyak tidak memiliki masker. Orang Muda Katolik (OMK) St. Yosef Bajawa tergerak untuk membantu kelangkaan kebutuhan masker dengan menjahit ratusan masker dan dibagi gratis ke masyarakat yang sangat membutuhkan seperti mama lele (pedagang kaki lima) dan tukang ojek yang sangat membutuhkan yang juga merupakan bagian dari umat Paroki St. Yosef Bajawa.
Tujuan aksi ini adalah untuk menjawabi kebutuhan makser yang menjadi salah satu alat untuk mencegah rantai penularan virus covid 19. Aksi jahit masker gratis dilakukan OMK Sanjose dengan tetap memperhatikan phisychal distancing. Kegiatan ini sudah dijalankan selama 5 hari sejak  tanggal 3 - 7 April 2020 dan masih berlanjut jika masih banyak masyarakat yang membutuhkan.
Menjaga jarak fisik namun tetap dekat secara sosial menjadi harapan OMK Sanjose sebagai bentuk kepedulian. Harapan semoga orang muda katolik sebagai tulang punggung gereja dan bangsa tetap mengikuti himbauan pemerintah dan peka terhadap sesama. Salam Orang Muda Katolik.

Kamis, 27 Februari 2020

Mengapa Perempuan Itu Mau Disamakan Dengan Laki-Laki ?


Mengapa Perempuan Itu Mau Disamakan Dengan Laki-Laki ?

perayaan ekaristi di kapela stasi Naru - pembukaan acara sosialisasi
Gender dan Pemberdayaan Perempuan. foto by : komsossanjos.

Komsossanjosnews _ Minggu 23 Februari 2020 bertempat di Aula Kapela Stasi Naru diadakan sosialisasi tentang Gender dan Resolusi Konflik. Acara yang merupakan program kerja DPP seksi Keadilan, Perdamaian, Migran Perantauan, Gender dan Pemberdayaan Perempuan (KPMP-GPP) Paroki St. Yosef Bajawa yang diketuai oleh Ibu Ros Nay Botha ini, dilaksanakan bekerjasama dengan Divisi Gender dan Pemberdayaan Perempuan Keuskupan Agung Ende (KAE).
Acara diawali dengan misa yang dipimpin oleh RP. Armin Radho, OCD ini dimulai pukul 09.00 pagi kemudian dilanjutkan dengan sosialisasi. Dalam sambutan awalnya, RP. Armin Radho, OCD mengharapkan agar acara ini dapat berjalan dengan baik dan semua peserta bisa mengikutinya hingga selesai. Beliau memunculkan pertanyaan sentilan, mengapa perempuan itu mau disamakan dengan laki-laki padahal perbedaan itu rahmat dan karunia? dan mengapa perempuan ingin disentarakan? yang diharapkan dapat terjawab dalam sosialisasi nantinya.

suasana saat sosialisasi Gender dan Pemberdayaan Perempuan
di aula kapela stasi Naru. foto by : komsosanjos

Hadir dalam acara ini, 103 orang peserta yang berasal dari pengurus stasi,  pengurus lingkungan, pengurus KUB dan utusan orang muda katolik (OMK) serta utusan umat di stasi Sta. Maria Gunung Karmel Naru.
Sosialisasi ini menghadirkan tim pemateri antara lain Ibu Beatris Wea dan Ibu Jane Maria Seke dari Divisi Gender dan Pemberdayaan Perempuan KAE, ibu Alfonsa Goa dari KPMP-GPP DPP St. Yosef serta  Ibu Lidwina Dhiu dari  Seksi Paskel DPP St. Yosef.
Sosialisasi ini diharapkan dapat menyatukan pandangan dan menambah wawasan umat. #red.komsossanjos



Membangun Hidup Keluarga Yang Lebih Baik


Membangun Hidup Keluarga Yang Lebih Baik

suasana peserta kursus persiapan perkawinan (KPPK) di hari pertama
bertempat di aula Lt. II paroki St. Yosef Bajawa dibuka oleh Pastor Paroki Rp. Remigius Todang, OCD.
foto by : komsossanjos

Komsossanjosnews _ Kamis, 27 februari 2020 pukul 13.00 witeng bertempat di aula lantai 2 pastoran paroki St. Yosef Bajawa berlangsung Kursus Persiapan Perkawinan Katolik (KPPK) dengan tema Keluarga, Ecclesia Domestica yang merupakan program kerja DPP seksi Pastoral Keluarga (Paskel) dan diikuti oleh 24 pasang peserta yang tidak hanya berasal dari paroki St. Yosef namun ada juga peserta yang berasal dari paroki tetangga maupun yang paroki luar.
Kursus ini dibuka langsung oleh Pastor Paroki RP. Remigius Todang, OCD. Dalam orientasi awalnya, pastor paroki menekankan alasan pentingnya KPPK baik praktis, sosial, dan pastoral. Diharapkan materi dan pengetahuan lainnya yang akan diterima peserta kursus dapat membantu membangun hidup berkeluarga yang baik.

suasana peserta kursus persiapan perkawinan (KPPK) sedang mengikuti
kegiatan dan mendengarkan beberapa hal dari pemateri.
foto by : komsossanjos

Materi KPPK antara lain pendidikan nilai dalam keluarga oleh Bpk. Aloysius Goma, pengembangan sosial ekonomi dalam keluarga oleh Bpk. Martinus Bhara, keluarga berencana alamiah oleh Bpk. Antonius Riwu, kesehatan dalam keluarga oleh Ibu Petronela Dula, UU No 1 tahun 1974 tentang perkawinan oleh Bpk. Frans Wogha, hukum kanon dan moralitas perkawinan oleh RP. Armin Radho,OCD, komunikasi dalam keluarga oleh Bpk. Philipus Botha, spiritualitas sakramen perkawinan oleh RP. Remigius Todang,OCD ,perspektif gender dan parentin skills oleh Ibu Lidwina Dhiu, serta managemen konflik oleh Bpk. Aloysius Goma.

Rencananya KPPK ini akan berlangsung hingga dua hari ke depan yang akan ditutup dengan pembagian sertifikat. #red.komsossanjos

Senin, 20 Januari 2020



Doa untuk Persatuan Umat Kristiani
 (Khususnya untuk Pekan Doa Sedunia)
Bapa yang maha pengasih dan penyayang, menjelang akhir hidup-Nya, Yesus telah berdoa bagi para murid-Nya, “Semoga mereka semua bersatu, seperti Engkau, ya Bapa, ada dalam Aku dan Aku dalam Dikau; supaya mereka juga bersatu dalam Kita, agar dunia ini percaya bahwa Engkau telah mengutus Aku.”
Maka kami mohon, ya Bapa: Semoga semua orang kristen bersatu padu dan giat mengusahakan kesatuan. Semoga seluruh pemimpin umat-Mu semakin menyadari perlunya kesatuan. Musnahkanlah sandungan akibat perpecahan umat kristen dilenyapkan. Semoga persatuan umat kristen merupakan sumber perdamaian, dan tanda kasih Kristus bagi seluruh umat manusia.
Bapa, Tuhan Yesus Kristus telah bersabda kepada para rasul, “Damai Kutinggalkan bagimu, damai-Ku Kuberikan kepadamu”: janganlah Kau pandang dosa-dosa kami, melainkan kepercayaan umat-Mu, dan berikanlah damai serta persatuan kepada kami sesuai dengan kehendak-Mu. Pandanglah kawanan domba Yesus. Semoga semua, yang telah dikuduskan oleh satu pembaptisan, dipererat pula oleh persatuan iman dan ikatan kasih. Buatlah kami semua menjadi satu kawanan dengan Yesus sendiri sebagai satu-satunya gembala, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala abad.
(Amin.)


KOMPOSISI DPP PERIODE 2021 - 2026

 DAFTAR KEPENGURUSAN DPP ST. YOSEP BAJAWA PERIODE 2021 - 2026 Hari, Minggu 19 Desember 2021, pukul 10.00 (witeng) bertempat di Gereja Paroki...