Mengapa Perempuan Itu Mau Disamakan Dengan Laki-Laki ?
perayaan ekaristi di kapela stasi Naru - pembukaan acara sosialisasi Gender dan Pemberdayaan Perempuan. foto by : komsossanjos. |
Komsossanjosnews _ Minggu 23 Februari 2020 bertempat di Aula Kapela Stasi Naru
diadakan sosialisasi tentang Gender dan Resolusi Konflik. Acara yang merupakan
program kerja DPP seksi Keadilan, Perdamaian, Migran Perantauan, Gender dan
Pemberdayaan Perempuan (KPMP-GPP) Paroki St. Yosef Bajawa yang diketuai oleh
Ibu Ros Nay Botha ini, dilaksanakan bekerjasama dengan Divisi Gender dan
Pemberdayaan Perempuan Keuskupan Agung Ende (KAE).
Acara diawali dengan misa
yang dipimpin oleh RP. Armin Radho, OCD ini dimulai pukul 09.00 pagi kemudian
dilanjutkan dengan sosialisasi. Dalam sambutan awalnya, RP. Armin Radho, OCD
mengharapkan agar acara ini dapat berjalan dengan baik dan semua peserta bisa
mengikutinya hingga selesai. Beliau memunculkan pertanyaan sentilan, mengapa perempuan
itu mau disamakan dengan laki-laki padahal
perbedaan itu rahmat dan karunia? dan mengapa perempuan ingin disentarakan?
yang diharapkan dapat terjawab dalam sosialisasi nantinya.
suasana saat sosialisasi Gender dan Pemberdayaan Perempuan di aula kapela stasi Naru. foto by : komsosanjos |
Hadir dalam acara ini, 103 orang peserta yang berasal dari pengurus stasi, pengurus
lingkungan, pengurus KUB dan utusan orang muda katolik (OMK) serta utusan umat
di stasi Sta. Maria Gunung Karmel Naru.
Sosialisasi ini
menghadirkan tim pemateri antara lain Ibu Beatris Wea dan Ibu Jane Maria Seke dari
Divisi Gender dan Pemberdayaan Perempuan KAE, ibu Alfonsa Goa dari KPMP-GPP DPP
St. Yosef serta Ibu Lidwina Dhiu
dari Seksi Paskel DPP St. Yosef.