Sepenggal Kisah :
MUTIARA DARI MUTIARA KERALA
Sesudah kurang lebih sepuluh bulan menunggu, akhirnya kedua
Imam dari Ordo Karmel Tak Berkasut, P. John Britto, OCD dan P. Thomas Kallor,
OCD mendapat Visa untuk tinggal di Indonesia. Kedua Imam ini telah
mempersiapkan dirinya terutama belajar bahasa Indonesia di Seminari Ritapiret
Maumere sekitar sejak 14 september 1982.
suasana saat P. John dan P. Thom mulai berkarya di Paroki St. Yosef Bajawa |
Perlu diketahui, P. Jhon dan P. Thom tiba di Indonesia pada
18 Agustus 1982 (dalam buku Memori Paroki St. Yosef Bajawa). Selanjutnya, 18
bulan di Ritapiret untuk belajar bahasa indonesia dan 6 bulan di Mataloko. P.
John Britto, OCD lahir di Panaikulum, Kerala, 31 Mei 1931. Ia ditahbiskan menjadi Imam pada
14 Maret 1966. Selama di Indonesia, beliau menjadi Pastor Paroki St. Yosef
Bajawa (1984 – 1993), dan beliau juga adalah Superior Biara OCD Bogenga pada
tahun yang sama. Ia meninggal di India pada 17 Oktober 2001.
Pater JOHN BRITTO, OCD |
P. Thomas Kallor OCD lahir di Aluva, Kerala, 02 April 1942. Beliau
di tahbiskan menjadi Imam pada 19 Desember 1968. Selama di Indonesia ia menjadi
Pastor pembantu / Pastor rekan di St. Yosef Bajawa. Ia juga sebagai Magister
calon imam di Biara Bogenga. P. Thom meninggal di Jakarta pada 30 Januari 2004,
dan jenasahnya dihantar ke Bajawa dan dimakamkan di Biara OCD Bogenga.
Pater THOMAS KALLOR, OCD |
Kedua Imam ini menjadi perintis dengan segudang keistimewahan
yang saling menunjang. Pater John dalam pengalaman kepemimpinan sejak 1970 –
1981, dan P. Thom dengan kelebihan bakat bahasa untuk berkomunikasi. Menurut Jurnalis
senior “National Geographic” Negara bagian Kelara di sebut sebagai Mutiara India,
nah, tak berlebihan juga kalau kedua Imam ini dijuluki Mutiata dari Mutiara
Kelara India.
Dalam buku The Saints Of Carmel, P. John dan P. Thom menulis
riwayat orang kudus karmel diantaranya Beato P. Dionisius dan Beato Bruder
Redemptus, OCD yang menjadi martir di Aceh tahun 1638. Dalam sepenggal kalimat
pada pengantar buku kerja OCD, P. John dan P. Thom menulis : “kami para pastor
karmel OCD merasa amat bahagia dapat menemukan kembali jejak saudara kami,
yakni Martir pater Dionisius dan Bruder Redemptus yang dating ke Indonesia dari
Goa (India) pada tahun 1638. Tuhan telah mengantar kami menemukan jejak-jejak
mereka pada tahun 1982 ketika kami pertama kali ke Indonesia.dan sejak 1984
kami bekerja mengasuh sebuah paroki di Bajawa, Keuskupan Agung Ende, Flores dan
kemudian mendirikan sebuah biara. Dalam bulan September 1989 kami mulai
menerima calon-calon imam OCD, penerus cita-cita Martir Dionisius dan Redemptus
OCD”.
suasana saat P. John dan P. Thom foto bersama umat |
Dengan penugasan yang sudah diketahui bagi kedua Imam karmel
OCD untuk memimpin sebuah paroki di Bajawa, maka tanggal 26 Desember 1983 Dewan
Paroki MBC Bajawa bersama tokoh-tokoh umat mengadakan siding istimewa untuk
membahas pemekaran paroki. Perlu diingat bahwa P. Basil dan P. Justin telah
menjajaki terlebih dahulu hingga ke wilayah paroki Langa. Dan melalui
ksepakatan bersama akhirnya paroki MBC memekarkan dirinya menjadi dua wilayah. Wilayah
yang baru langsung diserahkan dibawah perlindungan Santu Yosef sekaligus
memberi nama Paroki St. Yosef Bajawa. Selanjutnya hasil kesepakatan ini di
sampaikan kepada Uskup Agung Ende di Ndona melalui delegasi yang dipimpin
pastor paroki MBC, P. Lukas Lena, SVD tanggal 3 Januari 1984. Uskup menyetujui
pemekaran paroki MBC dan langsung menerbitkan dua surat keputusan tentang
pemekaran paroki MBC dan penetapan pastor paroki MBC dan pastor paroki St.
Yosef Bajawa.
Kisah sejarah itu tiba tanggal 29 Januari 1984, Maria, Ibu
Rumah Tangga betul Penasihat Yang Baik, akhirnya membagi separuh tugas kepada
St. Yosef, kepala bengkel kayu. Hal ini ditandai pula dengan pelantikan Rm.
Lukas Nong Baba, Pr dan P. John Britto, OCD masing-masing sebagai pastor paroki
MBC dan pastor paroki St. Yosef Bajawa. ……………………….. (**red/
komsossanjosbajawa).. dikutip dari Buku Melacak Jejak Karmel OCD Indonesia.
Nantikan kisah selanjutnya………………………………….(biara OCD Bogenga
dan Paroki St. Yosef Bajawa).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar