Minggu, 27 Oktober 2019

MELALUI PEMBERDAYAAN KITA WUJUDKAN KEHIDUPAN MENGGEREJA YANG BERMARTABAT


MELALUI PEMBERDAYAAN KITA WUJUDKAN
KEHIDUPAN MENGGEREJA YANG BERMARTABAT”
SIDANG PLENO DEWAN PASTORAL PAROKI
ST. YOSEF BAJAWA

suasana saat Rapat Pleno 2019 di aula John-Thom Bajawa
fotoby : komsossanjos

            KOMSOSSANJOSBAJAWANEWS _ Rapat Pleno Tingkat Paroki St, Yosef Bajawa, berlangsung selama dua hari berturut-turut sejak sabtu 26 oktober hingga minggu 27 oktober 2019 bertempat di aula Jhon-Thom Bajawa dengan dihadiri oleh segenap pengurus Dewan Pastoral Paroki (DPP) dan seluruh Fungsionaris Pastoral (FP) paroki St. Yosef Bajawa baik dari tingkat Komunitas Umat Basis (KUB), para ketua Lingkungan maupun ketua Stasi.
Dalam rapat pleno ini akan dievaluasikan semua kegiatan pastoral selama tahun liturgi 2018-2019, baik di tingkat KUB, Lingkungan, Stasi maupun Paroki. Antusiasme umat terwujud dengan kehadiran dari segenap fungsionaris pastoral Paroki St. Yosef Bajawa, berjumlah 200 orang, terdiri dari 2 orang pastor, 1 orang frater, 4 orang suster, 10 ketua stasi, 19 ketua lingkungan, dan 117 ketua KUB, 45 Pengurus harian dan  Seksi DPP, 4 orang dewan penasehat DPP, yang hadir dan tetap setia dalam mengikuti  Sidang Pleno DPP mulai hari pertama.  


suasana peserta rapat pleno sedang mendengarkan arahan dari pemandu.
fotoby : komsossanjos

Berbekal Sabda Tuhan dari Injil Matius (Bab 4: 18 -22) tentang panggilan murid-murid pertama, pastor paroki Sanjos, RP. Remigius Todang, OCD menyampaikan dan memesan beberapa hal terkait rapat pleno. “Kita patut memanjatkan pujian dan syukur  berlimpah ke hadirat Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang karena atas berkat dan perlindunganNya, kita telah melaksanakan berbagai kegiatan yang telah kita rencanakan pada tahun pastoral  2018/2019 dan secara  perlahan tapi pasti berlangkah setapak demi setapak dari waktu ke waktu menuju Paroki yang lebih maju, Injili, mandiri, solider dan misioner,” kata pater Remi.
Lanjutnya, Sebagai Pastor Paroki, saya merasakan adanya aura spiritualitas umat yang cukup kental di paroki ini. Semangat keberimanan umat yang terus bertumbuh dan berkembang dalam pelbagai  indikator, seperti: semakin aktifnya KUB-KUB melaksanakan berbagai kegiatan iman, makin bertumbuhnya partisipasi umat dalam kegiatan-kegiatan berparoki, serta meningkatnya partisipasi umat dalam kegiatan-kegiatan spiritual; menurut saya hal ini perlu terus ditingkatkan dengan usaha-usaha yang terencana, terukur dan berkelanjutan.
Sejak hari pertama dalam rapat pleno ini, dimulai dengan pembahasan dan evaluasi program kerja yang telah berjalan selama setahun oleh setiap seksi. Metode pembahasannya pun berbeda dari tahun sebelumnya, yakni dimulai dengan diskusi melalui kelompok-kelompok yang telah dibentuk dalam forum rapat. Dan selanjutnya diplenokan dalam sesi berikutnya. Begitu pula pada hari kedua rapat pleno, dimana pada momen ini akan dibahas dan dirancang program kerja kedepannya. Dan semuanya melalui diskusi kelompok yang cukup panjang.
Patut dibanggakan bahwa 52 program (setara 91,22 %) dari 57 yang kita rencanakan bersama di tingkat DPP sudah berjalan dengan baik. Ini berkat kerjasama semua pihak di semua lapisan (DPP, DPS, DPKUB dan umat). Selain pencapaian yang patut diapresiasi, kehidupan menggereja masih dalam proses menuju kesempurnaan.
Dari beberapa diskusi kelompok dan usul saran dari beberapa peserta akhirnya ditemukan   beberapa hal sebagai kesepakatan bersama antara lain, terkait kehidupan Iman umat dalam hal menggereja. Peserta Sidang mengusulkan agar  pintu gereja tidak dikunci karena dibutuhkan umat yang ke toilet, keluarga yang membawa anak tidak nyaman duduk dalam gereja, perlu katekese tentang pentingnya misa dan kegiatan bersama di KUB dan paroki, lagu-lagu misa dinyanyikan secara proposional,  dalam bernyanyi koor 40% dan umat 60% sesuai aturan liturgi, dana perlu diadakan misa keempat pada minggu sore. Dalam pleno juga menemukan bahwa yang hadir pada doa malam wajib, doa rosario dan pertemuan katekese umat, didominasi oleh perempuan dan anak-anak. Bapak-bapak dan OMK jarang hadir, walau perlu diakui pula bahwa di beberapa KUB baik bapak-bapak, ibu-ibu, anak-remaja dan OMK sama-sama terlibat, dan KUB menjadi sangat hidup. Alasanannya masih sama, lagi-lagi umat lebih memberi waktu untuk kehidupan ekonomi, urusan keluarga, adat, tugas pokok di kantor dan tempat kerja.  Sorotan terarah juga kepada kegiatan pemerintahan dan kemasyarakatan lainnya yang bertepatan dengan bulan doa dan kegiatan di KUB dan Paroki. Beberapa hal disebutkan juga yakni, terkait  kemampuan ekonomi umat, yang secara kasat mata dipengaruhi oleh hadirnya koperasi-koperasi dari umat beragama lain, juga makin heterogennya masyarakat di sekitar umat di KUB-KUB. Sudah ada kecenderungan umat katolik pindah agama karena alasan kehidupan ekonomi, dan beban umat untuk membayar iuran yang cukup memberatkan. Sidang mendesak agar Paroki mulai berpikir secara serius untuk membantu pengembangan potensi ekonomi umat. Perlu ada usaha yang lebih konkrit di bidang bantuan modal usaha bagi umat agar tidak dililit hutang dengan bunga yang tinggi. 

suasana saat peserta rapat melakukan diskusi dalam kelompok yang terbagi.
fotoby : komsossanjos

Selain itu, Sidang pleno bersepakat untuk menyetujui konsep yang diajukan oleh DPP dan yang telah disosialisasikan, yaitu: Pemekaran paroki sudah saatnya dimulai dengan persiapan lahan untuk pusat paroki pemekaran. Biaya pemekaran paroki menjadi tanggungjawab seluruh umat paroki.  Untuk tahap awal, biaya pengadaan tanah menjadi tanggungjawab umat, Rp. 200.000.- perjiwa untuk jangka waktu satu tahun, yang dilunasi paling lambat bulan oktober 2020. Mekanisme pembayaran disepakati oleh masing-masing KUB atau sesuai kemampuan masing-masing umat.  Wilayah paroki pemekaran menanti penetapan dan menjadi kewenangan oleh Uskup. Merekomendasikan kepada DPP untuk membentuk panitia pemekaran paroki yang bertanggungjawab menyiapkan segala sesuatunya berkaitan dengan pemekaran paroki, termasuk master plan dan kebutuhan keuangannya.
Masih banyak lagi hal lain yang menjadi kesepakatan dalam sidang pleno di paroki Sanjos ini. Dan kesemuanya itu akan dirampungkan secara baik untuk dapat dibagikan kepada umat hingga ke tingkat KUB untuk dijadikan pedoman.
Sidang pleno berlangsung damai hingga usai, walaupun ada sedikit perbedaan pendapat dari beberapa pengurus dan utusan umat dari tingkat bawa.
Dalam siding pleno kali ini sebagai panitia yang menangani urusan konsumsi dan petugas lainnya ditangani oleh umat dari stasi Naru.
Pesan terakhir pada hari kedua sebelum penutupan siding pleno ini, pater Remi menyampaikan sedikit pesan melalui cerita ilustrasi singkat sebagai ungkapan atas karunia Tuhan yang diberikan ke atas kita semua sebagai umat dan penerus misi keselamatan-Nya. Seperti para rasul yang telah menyangkal, ada pula yang tak percaya kalau tak melihat bahkan banyak yang lari ke Emaus saat Yesus ditangkap. Namun Tuhan tetap mempercayai mereka semua hingga saat ini yang terbukti bahwa gereja tetap tumbuh dan berkarya. Hal ini disampaikan pater Remi bahwa kita pun sebagai DPP dan Fungsionaris Pastoral adalah utusan Tuhan juga. Walaupun dengan berbagai karakter seperti para murid Yesus, namun Tuhan tetap mempercayai kita semua untuk melanjutkan karya keselamatan-Nya dengan membangun kebersamaan dalam mendukung kegiatan-kegiatan pastoral demi memajukan gereja dan paroki. Lanjut pater Remi, Saudara-saudari anggota FP yang terkasih….pertanyaan Yesus: Berapa roti ada padamu, juga menjadi pertanyaan untuk kita juga. Hendaknya kita selalu bertanya: berapa roti ada padaku? Kita yang adalah FP harus menjadi bagian dari solusi. Untuk itu dibutuhkan kemauan serta kerelaan untuk berkorban dan memberi diri. Dan ini hanya mungkin kalau kita sungguh menghayati undangan Yesus yang “dipanggil untuk melayani bukan dilayani” (Mark 10.45). (**/red komsossanjosbajawa).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KOMPOSISI DPP PERIODE 2021 - 2026

 DAFTAR KEPENGURUSAN DPP ST. YOSEP BAJAWA PERIODE 2021 - 2026 Hari, Minggu 19 Desember 2021, pukul 10.00 (witeng) bertempat di Gereja Paroki...