Jumat, 22 November 2019

Mobil ini pemberian dari pater General OCD untuk kepentingan Ordo dan paroki

Tahukah anda,
Siapa itu Kobus Watu..?



Komsossanjosbajawa - Setelah pemekaran paroki MBC pada 1980-an lalu, kedua imam OCD, Pater John Britto dan Pater Thomas Kallor mulai berpikir untuk melalui langkah awal dalam menghidupi paroki baru dibawah naungan perlindungan St. Yosef ini merupakan sesuatu yang tidak gampang. Atas berkat Tuhan, tanggal 03 Februari 1984 kedua imam ini memasuki rumah baru paroki St. Yosef Bajawa. Hari demi hari, tibalah waktunya peletakan batu pertama bagi biara Imam OCD. Dua hari sebelum peletakan batu pertama pembangunan biara OCD Bogenga, tepatnya tanggal 21 Desember 1984, sebuah Jip Hardtop Toyota warna biru tua, dengan plat nomor EB 1001 F tiba di Bajawa. Mobil ini pemberian dari pater General OCD untuk kepentingan Ordo dan paroki.
Disaat itu, pater John meminta untuk dicarikan seorang sopir dengan kriteria setia, punya hati untuk merawat dan rela dalam karya misi. Dan dari beberapa masukan, munculah nama om Kobus Watu.
Bapak Kobus ini sebelumnya adalah sopir susteran FMM Bajawa. Dan lewat pater John sendiri langsung menemui pimpinan FMM untuk meminta izin supaya om Kobus diperbantukan di biara OCD. Dengan kerelaan hati, suster pun mengizinkan permohonan pater John untuk mengabdi di biara OCD Bogenga. Om Kobus membuktikan dirinya selalu setia setiap saat, kapan dan dimana atau kemanapun, jauh atau dekat, beliau senantisa siap melayani kepentingan karmel OCD.  Kedua imam, Pater John dan Thom tak pernah mengeluh tentang om Kobus selama pengabdiannya. Ia berkarya hingga tutup usia pada tanggal 15 Oktober 2006.
(***red/ komsossanjosbajawa).
Sumber : buku melacak jejak karmel 25 tahun OCD Indonesia)

Sabtu, 02 November 2019

hari yang senantiasa dirayakan setiap tahun dalam mengenang arwah orang yang telah meninggal


EKARISTI ADALAH BERKAT
BAGI MEREKA YANG ADA DI API PENYUCIAN

Suasana Pater Remi bersama Pater Ubaldus sedang melayani perayaan ekaristi.
foto by : komsossanjos 

KOMSOSSANJOSNEWS_ Sabtu, 02 Nopember 2019, menjadi hari yang senantiasa dirayakan setiap tahun dalam mengenang arwah orang yang telah meninggal dan secara khusus mereka semuanya didoakan oleh umat di seluruh dunia demi melapangkan jalannya menuju Bapa di Surga. Hal ini juga dilaksanakan umat se-paroki St. Yosef Bajawa dalam mendoakan arwa yang telah meninggal dalam suatu upacara ekaristi bertempat di tempat pemakaman umum (TPU) Wolobaja. Misa dimulai pada pukul 14.00 (sore) waktu setempat dengan dihadiri 200-an umat yang tergabung dari beberapa paroki sekitar kota Bajawa. Perayaan dipimpin langsung oleh pastor paroki St. Yosef Bajawa, RP. Remigius Todang, OCD bersama RP. Ubaldus, OCD. Hadir bersama Fr. Kristo, OCD, para suster dari FMM dan Alma.


suasana bapak dan ibu umat yang hadir bersama dalam perayaan ekaristi.
foto by : komsossanjos

Cuaca sedikit ekstrim tak menghambat kepedulian umat datang ke lokasi pemakaman umum walaupun harus menempuh jarak yang cukup jauh hampir 10-an kilometer. Bahkan ada umat yang sudah datang ke lokasi 2 jam sebelum perayaan ekaristi berlangsung.
Dalam khotbanya, Pater Remi menyampaikan bahwa cuaca mendung bahkan hingga hujan yang turun disaat perayaan ekaristi tidak mematahkan semangat dan niat yang tulus bapak dan ibu umat untuk hadir bersama mendoakan sanak saudaranya yang telah meninggal. Hujan yang turun merupakan berkat bagi kita semua, baik manusia dan makhluk hidup yang ada di bumi karena sudah sekian lama mengalami kekeringan berkepanjangan yang mengakibatkan polusi dan gugurnya tanaman. Begitupula dengan momen hari ini, dirayakan upacara ekaristi terkhusus bagi semua arwah yang telah mendahului kita, perayaan ekaristi ini merupakan berkat bagi mereka. Kita semua hadir dan bersama mendoakan mereka demi melapangkan jalannya menuju ke surga. Kita wajib berdoa bagi mereka, karena hanya dengan cara inilah mereka dapat tertolong dari api penyucian, tegas Pater Remi.

suasana pater sedang memberkati makam yang ada di TPU.
foot by : komsossanjos

Perayaan ekaristi berlangsung hikmat dan damai. Tak lupa pula paduan suara dari Teresa Avila yang melantunkan suara-suara yang merdu mengiringi perayaan misa hingga usai.
Perayaan berlangsung selama kurang lebih 1 jam 30 menit, lalu dilanjutkan dengan pemberkatan makam yang ada di lokasi tersebut. Banyak juga umat yang berdatangan setelah perayaan ekaristi. Mereka datang untuk mendoakan keluarganya yang telah meninggal. (**red/komsossanjosbajawa)

Rabu, 30 Oktober 2019

IMAN YANG HIDUP SELALU DIRAYAKAN

IMAN YANG HIDUP SELALU DIRAYAKAN 
DAN DIUNGKAPKAN
DALAM KEHIDUPAN NYATA


Pater Armin Radho, OCD sedang memimpin perayaan ekaristi didampingi Pater Remigius Todang, OCD
dalam pembukaan rapat Pleno paroki hari ke 2 di aula John-Thom Bajawa.
fotoby : komsossanjos

KOMSOSSANJOSNEWS_Perayaan Ekaristi Rapat Pleno Dewan Pastoral Paroki St. Yosef Bajawa 27 Oktober 2019, melalui tema : "Melalui Pemberdayaan,  Kita Wujudkan Kehidupan Menggereja Yang Bermartabat", berlangsung di aula John-Thom Bajawa dan dihadiri oleh seluruh Anggota DPP dan seluruh Fungsionaris Pastoral paroki St. Yosef Bajawa.
Perayaan dipimpin oleh pastor rekan, RP. Armin, OCD dan didampingi pastor paroki,  RP. Remigius Todang, OCD. Ekaristi berlangsung mulai pukul 07.00 waktu setempat diiringi oleh anggota paduan suara sekaligus petugas liturgi dari Stasi Maria Gunung Karmel - Naru.

Dalam khotbanya, pater Remi mengatakan, Iman yang hidup selalu dirayakan dan diungkapkan dalam kehidupan nyata. Dalam perumpamaan seorang pemungut cukai dan seorang farisi, bagaimana di hadapan Allah ketika mereka sama sama memohon kepada Tuhan. Apakah mereka hanya memohon dan bersyukur atas karunia Allah, ataukah mereka menyombongkan dirinya di hadapan Allah..? 
Apakah karena mereka salah berdoa..?
Kita harus sadar akan Allah dan menyadari kerendahan kita. Dibutuhkan kerendahan hati dihadapan Allah. 

Pater Remi sedang membawakan khotba pada perayaan ekaristi
di hari ke 2 rapat Pleno di aula John-Thom Bajawa.
fotoby : komsossanjos.


Iman yang diungkapkan di hadapan Tuhan harus diwujudnyatakan. Sebagai fungsionaris pastoral kita harus sungguh beriman, menjadi contoh iman yang hidup dan diwujudkan dalam kehidupan. Marilah kita bekerja sama satu sama lainnya.
Kita diajak juga untuk melihat potensi yang ada sebagai karunia Tuhan atas kita. Seperti pengalaman para rasul saat bersama Yesus sedang memberikan makan kepada lima ribu orang. Kita telah diberi talenta dan potensi untuk didayagunakan supaya bisa menghidupi hidup kita.

suasana peserta pleno sedang mengikuti perayaan ekaristi pada hari ke 2
rapat Pleno di aula John-Thom Bajawa.
fotoby : komsossanjos.


Marilah kita merancang  program kerja paroki kerja bersama iman dan doa dalam persaudaraan sejati. Dan memohon berkat Tuhan untuk kelanjutan dan perkembangan paroki kita ke depan. 
Perayaan ekaristi berlangsung hikmat dan lancar hingga usai. (**/red komsossanjosbajawa).

Minggu, 27 Oktober 2019

MELALUI PEMBERDAYAAN KITA WUJUDKAN KEHIDUPAN MENGGEREJA YANG BERMARTABAT


MELALUI PEMBERDAYAAN KITA WUJUDKAN
KEHIDUPAN MENGGEREJA YANG BERMARTABAT”
SIDANG PLENO DEWAN PASTORAL PAROKI
ST. YOSEF BAJAWA

suasana saat Rapat Pleno 2019 di aula John-Thom Bajawa
fotoby : komsossanjos

            KOMSOSSANJOSBAJAWANEWS _ Rapat Pleno Tingkat Paroki St, Yosef Bajawa, berlangsung selama dua hari berturut-turut sejak sabtu 26 oktober hingga minggu 27 oktober 2019 bertempat di aula Jhon-Thom Bajawa dengan dihadiri oleh segenap pengurus Dewan Pastoral Paroki (DPP) dan seluruh Fungsionaris Pastoral (FP) paroki St. Yosef Bajawa baik dari tingkat Komunitas Umat Basis (KUB), para ketua Lingkungan maupun ketua Stasi.
Dalam rapat pleno ini akan dievaluasikan semua kegiatan pastoral selama tahun liturgi 2018-2019, baik di tingkat KUB, Lingkungan, Stasi maupun Paroki. Antusiasme umat terwujud dengan kehadiran dari segenap fungsionaris pastoral Paroki St. Yosef Bajawa, berjumlah 200 orang, terdiri dari 2 orang pastor, 1 orang frater, 4 orang suster, 10 ketua stasi, 19 ketua lingkungan, dan 117 ketua KUB, 45 Pengurus harian dan  Seksi DPP, 4 orang dewan penasehat DPP, yang hadir dan tetap setia dalam mengikuti  Sidang Pleno DPP mulai hari pertama.  


suasana peserta rapat pleno sedang mendengarkan arahan dari pemandu.
fotoby : komsossanjos

Berbekal Sabda Tuhan dari Injil Matius (Bab 4: 18 -22) tentang panggilan murid-murid pertama, pastor paroki Sanjos, RP. Remigius Todang, OCD menyampaikan dan memesan beberapa hal terkait rapat pleno. “Kita patut memanjatkan pujian dan syukur  berlimpah ke hadirat Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang karena atas berkat dan perlindunganNya, kita telah melaksanakan berbagai kegiatan yang telah kita rencanakan pada tahun pastoral  2018/2019 dan secara  perlahan tapi pasti berlangkah setapak demi setapak dari waktu ke waktu menuju Paroki yang lebih maju, Injili, mandiri, solider dan misioner,” kata pater Remi.
Lanjutnya, Sebagai Pastor Paroki, saya merasakan adanya aura spiritualitas umat yang cukup kental di paroki ini. Semangat keberimanan umat yang terus bertumbuh dan berkembang dalam pelbagai  indikator, seperti: semakin aktifnya KUB-KUB melaksanakan berbagai kegiatan iman, makin bertumbuhnya partisipasi umat dalam kegiatan-kegiatan berparoki, serta meningkatnya partisipasi umat dalam kegiatan-kegiatan spiritual; menurut saya hal ini perlu terus ditingkatkan dengan usaha-usaha yang terencana, terukur dan berkelanjutan.
Sejak hari pertama dalam rapat pleno ini, dimulai dengan pembahasan dan evaluasi program kerja yang telah berjalan selama setahun oleh setiap seksi. Metode pembahasannya pun berbeda dari tahun sebelumnya, yakni dimulai dengan diskusi melalui kelompok-kelompok yang telah dibentuk dalam forum rapat. Dan selanjutnya diplenokan dalam sesi berikutnya. Begitu pula pada hari kedua rapat pleno, dimana pada momen ini akan dibahas dan dirancang program kerja kedepannya. Dan semuanya melalui diskusi kelompok yang cukup panjang.
Patut dibanggakan bahwa 52 program (setara 91,22 %) dari 57 yang kita rencanakan bersama di tingkat DPP sudah berjalan dengan baik. Ini berkat kerjasama semua pihak di semua lapisan (DPP, DPS, DPKUB dan umat). Selain pencapaian yang patut diapresiasi, kehidupan menggereja masih dalam proses menuju kesempurnaan.
Dari beberapa diskusi kelompok dan usul saran dari beberapa peserta akhirnya ditemukan   beberapa hal sebagai kesepakatan bersama antara lain, terkait kehidupan Iman umat dalam hal menggereja. Peserta Sidang mengusulkan agar  pintu gereja tidak dikunci karena dibutuhkan umat yang ke toilet, keluarga yang membawa anak tidak nyaman duduk dalam gereja, perlu katekese tentang pentingnya misa dan kegiatan bersama di KUB dan paroki, lagu-lagu misa dinyanyikan secara proposional,  dalam bernyanyi koor 40% dan umat 60% sesuai aturan liturgi, dana perlu diadakan misa keempat pada minggu sore. Dalam pleno juga menemukan bahwa yang hadir pada doa malam wajib, doa rosario dan pertemuan katekese umat, didominasi oleh perempuan dan anak-anak. Bapak-bapak dan OMK jarang hadir, walau perlu diakui pula bahwa di beberapa KUB baik bapak-bapak, ibu-ibu, anak-remaja dan OMK sama-sama terlibat, dan KUB menjadi sangat hidup. Alasanannya masih sama, lagi-lagi umat lebih memberi waktu untuk kehidupan ekonomi, urusan keluarga, adat, tugas pokok di kantor dan tempat kerja.  Sorotan terarah juga kepada kegiatan pemerintahan dan kemasyarakatan lainnya yang bertepatan dengan bulan doa dan kegiatan di KUB dan Paroki. Beberapa hal disebutkan juga yakni, terkait  kemampuan ekonomi umat, yang secara kasat mata dipengaruhi oleh hadirnya koperasi-koperasi dari umat beragama lain, juga makin heterogennya masyarakat di sekitar umat di KUB-KUB. Sudah ada kecenderungan umat katolik pindah agama karena alasan kehidupan ekonomi, dan beban umat untuk membayar iuran yang cukup memberatkan. Sidang mendesak agar Paroki mulai berpikir secara serius untuk membantu pengembangan potensi ekonomi umat. Perlu ada usaha yang lebih konkrit di bidang bantuan modal usaha bagi umat agar tidak dililit hutang dengan bunga yang tinggi. 

suasana saat peserta rapat melakukan diskusi dalam kelompok yang terbagi.
fotoby : komsossanjos

Selain itu, Sidang pleno bersepakat untuk menyetujui konsep yang diajukan oleh DPP dan yang telah disosialisasikan, yaitu: Pemekaran paroki sudah saatnya dimulai dengan persiapan lahan untuk pusat paroki pemekaran. Biaya pemekaran paroki menjadi tanggungjawab seluruh umat paroki.  Untuk tahap awal, biaya pengadaan tanah menjadi tanggungjawab umat, Rp. 200.000.- perjiwa untuk jangka waktu satu tahun, yang dilunasi paling lambat bulan oktober 2020. Mekanisme pembayaran disepakati oleh masing-masing KUB atau sesuai kemampuan masing-masing umat.  Wilayah paroki pemekaran menanti penetapan dan menjadi kewenangan oleh Uskup. Merekomendasikan kepada DPP untuk membentuk panitia pemekaran paroki yang bertanggungjawab menyiapkan segala sesuatunya berkaitan dengan pemekaran paroki, termasuk master plan dan kebutuhan keuangannya.
Masih banyak lagi hal lain yang menjadi kesepakatan dalam sidang pleno di paroki Sanjos ini. Dan kesemuanya itu akan dirampungkan secara baik untuk dapat dibagikan kepada umat hingga ke tingkat KUB untuk dijadikan pedoman.
Sidang pleno berlangsung damai hingga usai, walaupun ada sedikit perbedaan pendapat dari beberapa pengurus dan utusan umat dari tingkat bawa.
Dalam siding pleno kali ini sebagai panitia yang menangani urusan konsumsi dan petugas lainnya ditangani oleh umat dari stasi Naru.
Pesan terakhir pada hari kedua sebelum penutupan siding pleno ini, pater Remi menyampaikan sedikit pesan melalui cerita ilustrasi singkat sebagai ungkapan atas karunia Tuhan yang diberikan ke atas kita semua sebagai umat dan penerus misi keselamatan-Nya. Seperti para rasul yang telah menyangkal, ada pula yang tak percaya kalau tak melihat bahkan banyak yang lari ke Emaus saat Yesus ditangkap. Namun Tuhan tetap mempercayai mereka semua hingga saat ini yang terbukti bahwa gereja tetap tumbuh dan berkarya. Hal ini disampaikan pater Remi bahwa kita pun sebagai DPP dan Fungsionaris Pastoral adalah utusan Tuhan juga. Walaupun dengan berbagai karakter seperti para murid Yesus, namun Tuhan tetap mempercayai kita semua untuk melanjutkan karya keselamatan-Nya dengan membangun kebersamaan dalam mendukung kegiatan-kegiatan pastoral demi memajukan gereja dan paroki. Lanjut pater Remi, Saudara-saudari anggota FP yang terkasih….pertanyaan Yesus: Berapa roti ada padamu, juga menjadi pertanyaan untuk kita juga. Hendaknya kita selalu bertanya: berapa roti ada padaku? Kita yang adalah FP harus menjadi bagian dari solusi. Untuk itu dibutuhkan kemauan serta kerelaan untuk berkorban dan memberi diri. Dan ini hanya mungkin kalau kita sungguh menghayati undangan Yesus yang “dipanggil untuk melayani bukan dilayani” (Mark 10.45). (**/red komsossanjosbajawa).

Rabu, 23 Oktober 2019

"LAUDATO SI" (Perawatan Rumah Kita Bersama)


"LAUDATO SI" 
(Perawatan Rumah Kita Bersama)

Pastor paroki St. Yosef Bajawa RP. Remigius Todang, OCD
bersama ketua seksi PSE ibu Eny Rani sedang membawakan materi
fotoby : komsossanjos

Menjadi tema dalam acara Sosialisasi Ensiklik Paus Fransiskus. Kegiatan ini diselenggarakan oleh seksi PSE pada hari Selasa 22 Oktober 2019 sekitar pukul 10.00 waktu setempat, bertempat di aula John-Thom Bajawa. Kegiatan dilakukan dalam rangka penyadaran manusia sebagai umat Allah akan pentingnya merawat dan menjaga lingkungan alam agar tetap bersih, indah dan hijau. Hal ini juga sejalan dengan bulan kitab suci nasional dengan tema mewartakan kabar gembira di tengah krisis lingkungan hidup. Bumi adalah rumah kita sendiri.

Adapun pemateri utamanya yakni pastor paroki St. Yosef Bajawa, RP. Remigius Todang, OCD dengan didampingi ibu Eny Rani selaku ketua seksi PSE paroki St. Yosef Bajawa. Adapun peserta yang hadir diantaranya segenap pengurus DPP paroki St. Yosef Bajawa, para pengurus Stasi, Lingkungan dan KUB, para ketua dan pengurus organisasi gerejawi, para kepala sekolah serta utusan siswa dan siswi dalam wilayah paroki.

suasana peserta yang hadir sedang mendengarkan materi yang disampaikan.
fotoby : komsossanjosbajawa


Pater Remi, dalam memberikan materi, menegaskan akan pentingnya menjaga bumi ini yang adalah rumah kita. Kita harus bertanggungjawab atas persoalan lingkungan hidup. Banyak hal yang telah terjadi dimana bumi ini mengalami polusi dan perubahan iklim yang tidak sehat. Bumi menjadi tempat sampah. Banyak jenis pencemaran yang mengakibatkan berbagai masalah kesehatan. Masalah kekurangan air dan juga krisis air bersih. Hilangnya keanekaragaman hayati. Kepunahan spesies tanaman dan hewan. Penurunan mutu hidup manusia dan kemerosotan sosial. Ketimpangan global dan egoisme meningkat.

Pater Remi berharap, kita harus mampu merasa pekah terhadap jeritan bumi. Demikian pula  Paus Fransiskus mengharapkan kepada kita "cukuplah melihat realitas dengan jujur untuk menemukan bahwa rumah kita bersama mengalami kerusakan parah". Pesan Alkitab, bahwa semua ciptaan berhubungan satu sama lain. Karenanya kita harus pekah dan membangun relasi yang harmonis dengan lingkungan alam ini. Segala sesuatu adalah anugerah Allah. Krisis ekologi terjadi karena ulah manusia sendiri. Manusia menguasai alam sesuai kepentingannya, sehingga bumi diperlakukan tidak sesuai maksud awal.

suasana peserta yang hadir sedang mendengarkan materi yang disampaikan.
fotoby : komsossanjosbajawa


Karenanya, Paus mengharapkan adanya ekologi integral. Ekologi lingkungan dan sosial.  Dibutuhkan ekologi budaya untuk menjaga tradisi dan budaya karena mereka terancam korporasi tambang. Perlunya memberikan perhatian khusus kepada masyarakat adat dan tradisi mereka. Upaya menjaga lingkungan menjadi mutu kehidupan dan menjaga keadilan antar generasi. 

Dan dari hal yang menjadi pesan Paus Fransiskus di atas maka adapun rencana tindak lanjut yang perlu kita buat yakni, marilah kita melestarikan alam melalui menghindari penggunaan plaatik dan kertas, hemat air, memilah sampah, memasak secukupnya, mencintai makluk hidup lain, menggunakan transportasi umum, mematikan lampu yang tidak perlu. Selalu mensosialisasikan kepada sesama baik melalui mimbar ataupun di lingkungan keluarga dan masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup.Akhir kata, marilah kita berdoa memohon Rahmat Allah Yang Mahakuasa yang hadir dalam seluruh alam raya dan segala makluk ciptaannya, semoga Engkau tetap merangkul dengan kelembutan-Mu semua yang ada. Amin. (**/red komsossanjosbajawa).

Selasa, 08 Oktober 2019

"Asal ku jamah saja jubah-Nya.."


"Asal ku jamah saja jubah-Nya.."
(Markus 5 : 28)

Menjadi moto imam baru RD. Mardianto Juliarta Dopo Seka, yang pada hari ini, Senin 07 Oktober 2019, pukul 10.00 waktu setempat melangsungkan misa perdana di gereja paroki St. Yosef Bajawa.
Untuk diketahui, bahwa pada hari sebelumnya, tepatnya 03 Oktober 2019,  yubilaris bersama 7 rekan lainnya telah ditahbiskan menjadi imam yang berlangsung di paroki St. Petrus Martir - Ndora oleh yang mulia Mgr. Vincentius Sensi Potokota.



Pada hari ini, yubilaris RD. Ardant, merayakan misa perdananya sebagai ungkapan syukur atas rahmat Tuhan yang ia terima. Sebelumnya, pada Minggu 06 Oktober 2019, yubilaris dijemput dari Kemah Tabor - Mataloko menuju kampung Turekisa untuk mengikuti ritual adat. Seusai prosesi adat, yubilaris bersama rombongan melanjutkan perjalanan menuju gereja paroki St. Yosef Bajawa. Tepat pukul 15.00 (jam 3 sore) diadakan ibadat sabda bertempat di gereja St. Yosef Bajawa. Dan selanjutnya bersama panitia mempersiapkan hal hal terkait kegiatan hari ini, yakni misa perdana.

Adapun data diri yubilaris :
Nama : RD. Mardianto Juliarta Dopo Seka.
Sapaan : RD. Ardant.
Tempat dan tanggal lahir : Bajawa 31 Juli 1990.
Ayah : Matheus Seka (alm).
Ibu : Maria Goreti Th. Dopo.
Yubilaris adalah anak ke 2 dari 4 bersaudara.
TKK : Regina Pacis Bajawa.
SDK : Trikora Bajawa (saat ini Regina Pacis).
SMP : Seminari Bunda Segala Bangsa Maumere.
SMA : St. Yohanes Berkhmans Mataloko.
TOR : Lela.
TOP : paroki Sta. Maria Bunda Karmel - Rajawawo (kevikepan Ende).
Teologi : STFK Ledalero Maumere.
Praktek pastoral : Istana Keuskupan Agung Ende.
Tahbis Diakon : di Seminari Tinggi Interdiosesan St. Petrus Ritapiret oleh uskup Emeritus Mgr. Gerulfus Kherubim Pareira.
Praktek Diakonat : di paroki St. Fransiskus Xaverius Wolotopo.
Tahbis Imam : 03 Oktober 2019 di paroki St. Petrus Martir - Ndora.

Pada perayaan syukuran misa perdana hari ini, hadir Romo Vikep Bajawa, RD. Yosef Daslan Moang Kabu, pastor paroki St. Yosef Bajawa, RP. Remigius Todang OCD, yang tergabung dalam 32 Imam konselebran dan juga keluarga besar yubilaris serta umat paroki St. Yosef Bajawa. Tak lupa juga koor dari siswa / siswi SMAK Regina Pacis Bajawa mengiringi selama perayaan berlangsung dengan nyanyian - nyanyian indah disertai tarian.

Dalam khotbanya, RD. Tomy,  menyampaikan perayaan hari ini bukan sekedar sebuah kebiasaan, namun jauh dari pada itu ialah suatu hubungan erat dan tak terpisahkan antara sakramen imamat dan sakramen ekaristi. Tahbisan menjadikan seseorang memiliki suatu kuasa Ilahi, kuasa Kristus sendiri. Kuasa Kristus yang hadir di tengah dunia.  Moto yubilaris pada misa perdananya hari ini, adalah sebuah refleksi iman tentang seluruh perjalanan sekaligus juga sebagai pijakan dalam hidup sebagai imam. Dengan menjadi seorang imam ia dipanggil untuk menghadirkan pesona pribadi Kristus dalam seluruh kehidupannya.

Begitupula dalam sambutan ketua panitia sekaligus mewakili keluarga, bapak Kristoforus Loko, S. Fil, menyampaikan bahwa hari ini menjadi momen berharga yang patut kita syukuri atas syukuran imamat RD. Ardant. Yubilaris telah memilih suatu kehendak bebas yang penuh suka cita demi mewartakan kabar gembira dari hati yang gembira. Jadilah imam yang mengesankan karena bisa menghadirkan pribadi Kristus dalam setiap langkah hidup. Tetap menjaga jati diri kita dalam setiap perjalanan hidup ini.

Bupati Ngada, melalui Sekda Ngada juga menitip pesan kepada yubilaris, dunia saat ini semakin porak poranda, berbagai tindakan kekerasan, keegoisan yang tak mungkin bisa diubah. Kerinduan akan hal itu hanya bisa lewat pribadi kita masing-masing. Dalam kondisi ini kita diuji apakah iman kita yang amaliah atau yang ilmiah. Iman kita adalah yang ilmiah, yang mengagungkan Tuhan dengan menguasai ilmu pengetahuan dan menjadi juru bicara Tuhan. 
Akhir kata, atas nama pemerintah kabupaten Ngada mengucapkan profisiat kepada yubilaris serta keluarga besar dan semua umat. Peran kita sekalian sedang dinantikan oleh umat manusia di medan perjuangan hidup yang semakin berat.


suasana selama perayan ekaristi di gereja St. Yosef Bajawa
foto by komsosanjosbajawa


Pada sambutan akhir, Romo Vikep Bajawa, RD. Yosef Daslan Moang Kabu, menyampaikan beberapa hal, Tuhan telah berkenan memilih 2 orang putra dari 2 keluarga untuk menjadi imam. Imam itu pilihan Tuhan dan bukan rekayasa manusia, adalah anugerah bukan sukses, bukan prestasi.
Menjadi imam yang mengerjakan apa yang menjadi karya Tuhan. Menjadi imam harus mampu mengorbankan kehendak pribadi. Dan juga menjadi imam harus mewartakan Tuhan bukan mewartakan diri sendiri. 
Hadirnya seorang imam menjadi bukti nyata Tuhan peduli atas kebutuhan umat-Nya. Keuskupan Agung Ende saat ini dengan 68 paroki dan 13 koasi, tahun ini mendapat 8 imam yang baru ditahbiskan pada 3 oktober lalu, menurut bapa Uskup adalah Panen Raya. Walaupun demikian tetap saja kurang.
Umat butuh imam sebagai gembala yang mampu mengarahkan, yang menyatukan, yang memberi kesejukkan dan senantiasa mencari domba domba yang hilang. Umat juga butuh imam yang bagaikan nabi. Dukungan dan cinta kita kepada seorang imam tidak berhenti hari ini. Kita terus mendoakan imam baru dan juga semua imam. Romo Vikep juga menyampaikan terimakasih kepada pastor paroki para suster dan seluruh umat St. Yosef Bajawa, terimakasih kepada keluarga besar yubilaris serta panitia, pemerintah kabupaten Ngada, pimpinan DPRD, dan seluruh umat yang hadir.

Usai perayaan dilanjutkan dengan acara resepsi bersama di aula John - Thom Bajawa. Acara berlangsung hikmat dipenuhi rasa kekeluargaan. (**/red komsossanjosbajawa)

Minggu, 06 Oktober 2019

JANGANLAH TAKUT, AKU AKAN SELALU MENYERTAI KAMU


JANGANLAH TAKUT, AKU AKAN SELALU MENYERTAI KAMU

gambar ilustrasi
Alkisah, di suatu daerah yang masih sangat kental kehidupan budaya dan adat istiadatnya, terdapat suatu kebiasaan atau tradisi yang ditanam sejak para leluhurnya, bahkan masih dijalankan hingga saat ini, yaitu tahapan atau proses pendewasaan seorang remaja ketika ia memasuki usia dewasa. Hal lebih dikhususkan kepada kaum hawa, dan untuk melewati proses tersebut bukanlah hal yang gampang, bahkan banyak diantaranya tidak berhasil.
Bila tiba saatnya, seorang remaja dengan posisi mata tertutup (ditutup dengan kain) akan dihantar ke sebuah tempat yang jauh dari keramaian, tanpa membawa bekal ataupun sesuatu apapun ditangannya. Begitu tiba, kira-kira hari mulai gelap, kain penutup matanya akan dibuka lalu ia Ia akan ditinggalkan seorang diri selama satu malam. Ia akan hadapi kondisi yang cukup seram, suasana ditengah kegelapan diringi auman suara binatang buas dan sangat menakutkan. Hampir-hampir harus berteriak, namun tak ada yang mendengar. Mau berlari, namun tak tahu arah tujuan. Suasana diliputi rasa ketakutan ini harus ia jalani hingga wajar tiba. Saat matahari bersinar, rasa ketakutannya pun mulai hilang. Ternyata saat menoleh disekelilingnya, ia melihat nampak sosok lelaki dengan gagah perkasa, dengan samurai melingkar di pinggangnya serta tombak dan panah digenggaman tangannya menatap dengan mata yang tajam seolah mengisyaratkan akan terjamin sebuah keamanan dan kedamaian atas dirinya, dan takkan ada bahaya yang akan menimpah dirinya walaupun ditengah kegelapan malam yang sungguh menyeramkan. Dan bila berhasil, seorang remaja lelaki ini akan dinyatakan lulus dan boleh dinyatakan sebagai pria dewasa.

Cerita di atas, mengisahkan kehidupan kita yang selalu dihantui berbagai macam persoalan hidup. Begitu banyak tantangan yang menghalau di depan kita hingga terasa tak mampu lagi menghadapinya, bahkan kita harus menggunakan cara lain yang tak legal demi mengatasi masalah yang dihadapi. Namun kita tak menyadari bahwa Tuhan senantiasa menyertai kita dalam suka maupun duka, waktu siang maupun malam. Tuhan ibarat sosok seorang ayah dalam cerita di atas, yang selalu menjaga kita untuk menghalau segala ancaman dan bahaya yang akan menimpah diri kita. Hanya kita manusia tak menyadari bahwa Tuhan ada di belakang kita. Tuhan membiarkan kita untuk mampu menjadi dewasa, dewasa dalam iman dan kepercayaan kita akan perlindungan-Nya. Tuhan takkan pernah melepaskan kita sendirian.
Semoga kita lebih menyadari dan pekah atas rahmat kasih dan perlindungan Tuhan ke atas diri kita. Ia telah merencanakan segala sesuatunya dan berkahir dengan suka cita atas manusia. Dalam menghadapi masalah apapun, kita harus yakin bahwa Tuhan ada di belakang kita. Amin.
By : komsossanjosbajawa


Senin, 30 September 2019

"DIPANGGIL MENJADI PELAYAN"


"DIPANGGIL MENJADI PELAYAN"

KOMSOSSANJOSNEWS_ Syukuran Tahbisan Imam & Pemberkatan Rumah Ret-Ret berlokasi di Biara OCD Bogenga, Sabtu 28 September 2019, bersama ke 3 imam yang baru ditahbiskan pada Juli 2019 lalu, yakni RP. Agus Olivera, OCD, RP. Bonaventura Agung Pribadi, OCD dan RP. Yonis Toras, OCD. Ke 3 Imam ini tergabung dalam sebanyak 30 imam konselebran dalam perayaan misa syukuran tahbisan mereka. Hadir bersama seluruh umat dan keluarga para Imam dan Frater komunitas OCD. Acara juga dimeriahkan oleh paduan suara dari Orang Muda Katolik (OMK) paroki St. Yosef Bajawa. Dalam rencananya, ke 3 imam di atas masing-masing akan ditugaskan di Aceh, Bali dan Biara Bogenga.
Imam konselebran bersama ke 3 imam baru sedang mempersembahkan
perayaan ekaristi. foto by komsossanjos


Dalam Khotbanya, RP. Agus Olivera, OCD menyampaikan tentang Nabi. Sebagai Nabi yang berelasi dengan Allah. Setiap orang beriman (katolik) tidak ada hidup dalam kesendirian karena ada Allah. Setiap orang beriman perlu untuk menjemput dan bekrrjasama dengan rahmat Allah. Allah hadir dalam situasi hidup kita. Dalam segala kondisi baik suka maupun duka.  Kita berusaha untuk terbuka dibimbing oleh Allah.  St. Yohanes dari salib, berjalan dalam "malam gelap" didalam kesulitan hidup kembali ke jalan yang dikehendaki Allah. Setiap orang harus yakin bahwa Allah selalu membimbing kita. Hari ini kita bisa menjadi Nabi dan Murid yang melaksanakan kehendak Allah. Apakah kita mau bekerjasama dengan Allah. Semoga.
bapak / ibu umat sedang mengikuti perayaan ekaristi.
foto by : komsossanjos


Perayaan berlangsung hikmat dan lancar hingga usai. Sebelum resepsi bersama, acara di dahului dengan beberapa sambutan, diantaranya dari Superior Biara OCD Bogenga, RP. Flavianus, OCD. Pater Flavi menyampaikan terkait perasaan suka dan haru sebagai keluarga besar OCD mengalami karya Tuhan selalu senantiasa menyertai kita semua. Untuk ke 3 imam baru adalah jadilah imam karmel yang baik dan murah hati. Kami semua mendukung karya tugas kalian. Dan terkait rumah Ret-Ret yang sejak 1 Oktober 2015 hingga  September 2019 melalui proses pembangunan yang cukup panjang. Karena karya Tuhan yang Maha Besar. Pater komisaris bersama dewan dan bersama para pastor yang berupaya tentang rumah ret-ret dengan menyisikan uang saku mereka. Pater Flavi juga mengucapkan terima kepada pihak-pihak yang telah membantu, antara lain Bapak Romanus Watu yang telah merancang dan menggambar rumah ini. Bapak Mamerius Ruju, pengawas teknik internal. Para tukang sejak awal bekerja serta dilanjutkan bapak Karel Dopo. Dinas PU propinsi. Bapak dan mama OCDS. Serta Semua umat yang telah mendukung dengan berbagai cara.  Rumah ini adalah rumah kita bersama. Pintu rumah ini selalu terbuka untuk semua dalam keheningan dalam kasih Allah. Ada pula keterlibatan 3 komunitas dalam menyuseskan acara syukuran ini, yakni, St. Edith Stein Maronggela, paroki St. Yosef Bajawa dan Biara OCD Bogenga. Su'u papa suru, sa'a papa laka menjadi semboyan dalam proses pembangunan rumah Ret-Ret ini. Ketiga komunitas ini selalu saling mendukung. Dan juga ucapan terimakasih untuk koor dari OMK Sanjos dan Sanggar musik suling “Wonga Runu”. Mama-mama di dapur yang telah menyiapkan segalanya untuk hidangan hari ini. Untuk semua umat dan orang tua para imam dan frater yang telah hadir dalam mendukung karya dan tugas para imam OCD. Trimakasih untuk semuanya, kata Pater Flavi.
rumah Ret-Ret biara OCD Bogenga. foto by komsossanjos


Sambutan juga dari yang mewakili ke 3 imam baru. Disampaikan oleh RP. Yonis, OCD. Melalui sebuah cerita ilustrasi soal "bersyukur", P. Yonis, menyampaikan ucapan terimakasih untuk semua formatur yang membimbing mereka bertiga sampai saat tahbisan. Terimakasih kepada semua umat yang hadir dan turut berbahagia dalam perayaan hari ini.  P. Yonis berharap bapak dan ibu umat tetap memperhatikan dan mendukung karya kerja mereka dan semua imam lainnya demi panggilan hidup mereka. 

Sambutan terakhir berasal dari Pater Komisaris OCD, RP. Markus Ture, OCD, beliau menyampaikan bahwa segala sesuatu agung karena karya Tuhan. Menjadi imam bukan karena kehebatan dan kepintaran melainkan karena dipanggil oleh Tuhan. Jadilah rumah ret-ret sebagai rumah untuk permenungan dan pelayanan rohani, bukan rumah bisnis. Berkat uluran tangan semua pihak rumah ret-ret ini dapat terselesaikan. Banyak pihak telah mengorbankan segalanya baik materi maupun moril. Semuanya telah memberi dari kekurangannya. Ada pula donatur dari Spanyol dan Jepang. Dan terimakasih kepada semua umat. Tuhan memberkati. 
suasana saat bapa / ibu umat memberikan ucapan selamat kepada ke 3 imam baru
didampingi pater komisaris OCD. foto by komsossanjos


Perlu diketahui, pada hari hari sebelumnya didahului kegiatan plenari chapter dari tanggal 19 hingga 22 September 2019, lalu kegiatan family day dan ret-ret dari tanggal 23 hingga 27 September 2019, pesertanya adalah para pastor indonesia, para frater dan seluruh orang tua pastor dan frater seluruh indonesia. Lalu pada tanggal 28 september 2019 menjadi puncak kegiatan sebagai rasa syukur di satukan dalam perayaan ekaristi sekaligus syukuran tahbisan 3 imam baru dan pemberkatan rumah ret-ret. (***red/ komsossanjosbajawa)


KOMPOSISI DPP PERIODE 2021 - 2026

 DAFTAR KEPENGURUSAN DPP ST. YOSEP BAJAWA PERIODE 2021 - 2026 Hari, Minggu 19 Desember 2021, pukul 10.00 (witeng) bertempat di Gereja Paroki...