"Asal ku jamah saja jubah-Nya.."
(Markus 5 : 28)
Menjadi moto imam baru RD. Mardianto Juliarta Dopo Seka, yang pada hari ini, Senin 07 Oktober 2019, pukul 10.00 waktu setempat melangsungkan misa perdana di gereja paroki St. Yosef Bajawa.
Untuk diketahui, bahwa pada hari sebelumnya, tepatnya 03 Oktober 2019, yubilaris bersama 7 rekan lainnya telah ditahbiskan menjadi imam yang berlangsung di paroki St. Petrus Martir - Ndora oleh yang mulia Mgr. Vincentius Sensi Potokota.
Pada hari ini, yubilaris RD. Ardant, merayakan misa perdananya sebagai ungkapan syukur atas rahmat Tuhan yang ia terima. Sebelumnya, pada Minggu 06 Oktober 2019, yubilaris dijemput dari Kemah Tabor - Mataloko menuju kampung Turekisa untuk mengikuti ritual adat. Seusai prosesi adat, yubilaris bersama rombongan melanjutkan perjalanan menuju gereja paroki St. Yosef Bajawa. Tepat pukul 15.00 (jam 3 sore) diadakan ibadat sabda bertempat di gereja St. Yosef Bajawa. Dan selanjutnya bersama panitia mempersiapkan hal hal terkait kegiatan hari ini, yakni misa perdana.
Adapun data diri yubilaris :
Nama : RD. Mardianto Juliarta Dopo Seka.
Sapaan : RD. Ardant.
Tempat dan tanggal lahir : Bajawa 31 Juli 1990.
Ayah : Matheus Seka (alm).
Ibu : Maria Goreti Th. Dopo.
Yubilaris adalah anak ke 2 dari 4 bersaudara.
TKK : Regina Pacis Bajawa.
SDK : Trikora Bajawa (saat ini Regina Pacis).
SMP : Seminari Bunda Segala Bangsa Maumere.
SMA : St. Yohanes Berkhmans Mataloko.
TOR : Lela.
TOP : paroki Sta. Maria Bunda Karmel - Rajawawo (kevikepan Ende).
Teologi : STFK Ledalero Maumere.
Praktek pastoral : Istana Keuskupan Agung Ende.
Tahbis Diakon : di Seminari Tinggi Interdiosesan St. Petrus Ritapiret oleh uskup Emeritus Mgr. Gerulfus Kherubim Pareira.
Praktek Diakonat : di paroki St. Fransiskus Xaverius Wolotopo.
Tahbis Imam : 03 Oktober 2019 di paroki St. Petrus Martir - Ndora.
Pada perayaan syukuran misa perdana hari ini, hadir Romo Vikep Bajawa, RD. Yosef Daslan Moang Kabu, pastor paroki St. Yosef Bajawa, RP. Remigius Todang OCD, yang tergabung dalam 32 Imam konselebran dan juga keluarga besar yubilaris serta umat paroki St. Yosef Bajawa. Tak lupa juga koor dari siswa / siswi SMAK Regina Pacis Bajawa mengiringi selama perayaan berlangsung dengan nyanyian - nyanyian indah disertai tarian.
Dalam khotbanya, RD. Tomy, menyampaikan perayaan hari ini bukan sekedar sebuah kebiasaan, namun jauh dari pada itu ialah suatu hubungan erat dan tak terpisahkan antara sakramen imamat dan sakramen ekaristi. Tahbisan menjadikan seseorang memiliki suatu kuasa Ilahi, kuasa Kristus sendiri. Kuasa Kristus yang hadir di tengah dunia. Moto yubilaris pada misa perdananya hari ini, adalah sebuah refleksi iman tentang seluruh perjalanan sekaligus juga sebagai pijakan dalam hidup sebagai imam. Dengan menjadi seorang imam ia dipanggil untuk menghadirkan pesona pribadi Kristus dalam seluruh kehidupannya.
Begitupula dalam sambutan ketua panitia sekaligus mewakili keluarga, bapak Kristoforus Loko, S. Fil, menyampaikan bahwa hari ini menjadi momen berharga yang patut kita syukuri atas syukuran imamat RD. Ardant. Yubilaris telah memilih suatu kehendak bebas yang penuh suka cita demi mewartakan kabar gembira dari hati yang gembira. Jadilah imam yang mengesankan karena bisa menghadirkan pribadi Kristus dalam setiap langkah hidup. Tetap menjaga jati diri kita dalam setiap perjalanan hidup ini.
Bupati Ngada, melalui Sekda Ngada juga menitip pesan kepada yubilaris, dunia saat ini semakin porak poranda, berbagai tindakan kekerasan, keegoisan yang tak mungkin bisa diubah. Kerinduan akan hal itu hanya bisa lewat pribadi kita masing-masing. Dalam kondisi ini kita diuji apakah iman kita yang amaliah atau yang ilmiah. Iman kita adalah yang ilmiah, yang mengagungkan Tuhan dengan menguasai ilmu pengetahuan dan menjadi juru bicara Tuhan.
Akhir kata, atas nama pemerintah kabupaten Ngada mengucapkan profisiat kepada yubilaris serta keluarga besar dan semua umat. Peran kita sekalian sedang dinantikan oleh umat manusia di medan perjuangan hidup yang semakin berat.
|
suasana selama perayan ekaristi di gereja St. Yosef Bajawa foto by komsosanjosbajawa |
Pada sambutan akhir, Romo Vikep Bajawa, RD. Yosef Daslan Moang Kabu, menyampaikan beberapa hal, Tuhan telah berkenan memilih 2 orang putra dari 2 keluarga untuk menjadi imam. Imam itu pilihan Tuhan dan bukan rekayasa manusia, adalah anugerah bukan sukses, bukan prestasi.
Menjadi imam yang mengerjakan apa yang menjadi karya Tuhan. Menjadi imam harus mampu mengorbankan kehendak pribadi. Dan juga menjadi imam harus mewartakan Tuhan bukan mewartakan diri sendiri.
Hadirnya seorang imam menjadi bukti nyata Tuhan peduli atas kebutuhan umat-Nya. Keuskupan Agung Ende saat ini dengan 68 paroki dan 13 koasi, tahun ini mendapat 8 imam yang baru ditahbiskan pada 3 oktober lalu, menurut bapa Uskup adalah Panen Raya. Walaupun demikian tetap saja kurang.
Umat butuh imam sebagai gembala yang mampu mengarahkan, yang menyatukan, yang memberi kesejukkan dan senantiasa mencari domba domba yang hilang. Umat juga butuh imam yang bagaikan nabi. Dukungan dan cinta kita kepada seorang imam tidak berhenti hari ini. Kita terus mendoakan imam baru dan juga semua imam. Romo Vikep juga menyampaikan terimakasih kepada pastor paroki para suster dan seluruh umat St. Yosef Bajawa, terimakasih kepada keluarga besar yubilaris serta panitia, pemerintah kabupaten Ngada, pimpinan DPRD, dan seluruh umat yang hadir.
Usai perayaan dilanjutkan dengan acara resepsi bersama di aula John - Thom Bajawa. Acara berlangsung hikmat dipenuhi rasa kekeluargaan. (**/red komsossanjosbajawa)